Kadis Pendidikan Sulbar, Arifuddin Toppo.
Mamuju,Penasulbar.co.id – Dinas Pendidikan Sulbar terus berupaya meningkatakan mutu pendidikan. Sayangnya, Perjuangan tersebut terganjal masalah minimnya ketersediaan anggaran.
Kadis Pendidikan Sulbar, Arifuddin Toppo mengakatan, upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Sulbar terkendala pada minimnya ketersediaan dana mengingat kemampuan APBD Sulbar terbatas.
“Kita terus berupaya memperbaiki kualitas pendidikan di daerah ini, hanya saja, kita selalu terkendala masalah anggaran,”Pungkas Arifuddin saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (19/9/2019).
Ia menjelaskan, untuk membenahi kualitas pendidikan di daerah ini, dibutuhkan tenaga pendidik yang berkualitas dengan kuantitas yang memadai. Selain itu, dibutuhkan pulah sarana dan prasana (Sarpras) pendidikan serta didukung ketersediaan pendanaan.
“Semua program yang mau di lakukan membutuhkan dana. Kita mau guru berkualias dan memadai butuh biaya, kita butuh sarpras pendidikan juga butuh dana. Sementara, ketersediaan dana di APBD kita terbatas,” pungkasnya.
Meski demikian, kata Arifuddin, pihaknya tidak menyerah dan justru kondisi tersebut membuatnya gencar memperjuangkan dana APBN.
“Kita tidak menyerah dengan kondisi ini. Kita sekarang berusaha melobi anggaran pusat yang bisa di kucurkan untuk Sulbar,” Pungkasnya.
Senada dengan itu, Kepala Bidang SMA, Diknas Sulbar, Burhanuddin Bohari juga menjelaskan, minimnya anggaran pendidikan di Sulbar membuat sejumlah persoalan takkunjung selesai. Salah satunya, masalah kurangnya tenaga pendidik.
“Saat ini kita membutuhkan sedikitnya 800 tenaga pendidik. Kita berharap masalah guru PTT dan GTT bisa sesegera dapat solusi dan mereka bisa di SK kan agar kekurangan tenaga pendidik bisa teratasi,” tutur Burhanuddin.
Menurutnya, untuk mengukur kualitas pendidikan di Sulbar indikatornya bisa dilihat dalam beberapa hal diantaranya, seberapa besar siswa yang bisa lolos di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), tingkat akreditasi sekolah dan seberapa banyak siswa yang bisa langsung kerja untuk jurusan SMK.
“Kita harus satu presepsi dalam mengukur kualiatas pendidikan. Indikatornya, bisa kita liat pada jumlah siswa yang lolos PTN. Untuk lolos PTN siswa harus bersaing dengan siswa dari provinsi lain dan disitulah akan terukur kualitas dari alumni SMA kita,” Imbuhnya. (Ns-01).