Tingkatkan Produksi Kakao, Kades Salubulo  Bereskan Hulu Hingga Hilir

Hamparan luas perkebunan kakao desa Salubulo. Foto:duk.pena.

Mamasa,penasulbar.com – Kepala Desa Salubulo, Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa, Rintoris, menunjukkan komitmen kuat untuk mendorong peningkatan produksi kakao di wilayahnya. Ia menilai bahwa pengembangan sektor kakao membutuhkan pendampingan intensif mulai dari proses produksi hingga pemasaran.

Berdasarkan data panen beberapa tahun terakhir, produksi kakao petani di Desa Salubulo mencapai lebih dari 40 ton per tahun. Namun, angka ini dinilai masih bisa ditingkatkan.

“Dengan perluasan lahan, peremajaan tanaman, dan perawatan yang maksimal, produksi kakao di Salubulo bisa mencapai lebih dari 50 ton per tahun,” ujar Rintoris saat ditemui di Salubulo, baru-baru ini.

Ia menyampaikan bahwa dua tahun lalu pihaknya telah mengadakan program perluasan tanaman kakao melalui pengadaan bibit sambung pucuk yang dibagikan langsung kepada para petani.

“Kita ingin dorong produksi kakao diatas 50 ton per tahun, caranya dengan pembukaan lahan baru, peremajaan tanaman tua, dan peningkatan perawatan,” jelasnya.

 

Pendampingan dan Stabilitas Harga Jadi Kunci

Menurut Rintoris, peningkatan produksi harus diiringi dengan pendampingan petani dan upaya menjaga stabilitas harga jual.

“Kalau kita minta petani meningkatkan produksi, kita juga harus bantu mereka di sisi pemasaran. Jangan sampai mereka dirugikan tengkulak. Maka dari itu, kita harus kelola dari hulu sampai hilir,” tegasnya.

Bumdes Diperkuat, Hubungan dengan Eksportir Ditingkatkan

Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), pemerintah desa menyiapkan berbagai kebutuhan petani kakao dengan harga yang terjangkau. BUMDes Salubulo telah menjalin kerja sama dengan beberapa produsen pestisida, herbisida, pupuk, dan beberapa produk kebutuhan petani.

Kades Salubulo, Rintoris sedang memantau perkembangan boah kakao di salah satu kebun milik warga.

“Kita ambil barang langsung dari produsen, supaya petani bisa dapat harga lebih murah dibandingkan harga pasar. Semua kebutuhan perawatan kakao tersedia di BUMDes,” ungkap Rintoris.

Selain itu, pihaknya juga tengah menjalin komunikasi dengan beberapa eksportir kakao di Makassar, Sulawesi Selatan, untuk menjejaki kerjasama pemasaran hasil kakao Salubulo.

“Saya sudah bertemu dengan beberapa eksportir kakao untuk menjekaki kerjasama agar kita bisa kirim langsung hasil kakao ke gudang besar di Makassar karena disana harga jauh lebih tinggi. Tapi memang kita harus perbaiki kualitas biji kakao supaya memenuhi standar mereka,” tambahnya.

Edukasi Sejak Dini

Dalam upaya menjaga keberlanjutan produksi kakao di masa depan, Rintoris juga memeberikan edukasi kepada anak-anak sejak dini mengenai cara budidaya kakao dengan harapan kedepan mereka bisa mengembangkan kakao dengan konsep perkebunan yang lebih modern.

 

Kades Salubulo Rintoris sedang mengedukasi anak-anak cara pembibitan kakao

“Saya sedang membuat tempat pembibitan kakao dan sengaja mengajak anak-anak terlibat. Mereka diajari mulai dari mengolah tanah, mengisi polybag, sampai menanam bibit,” ceritanya.

Ia berharap, dengan langkah-langkah ini, masyarakat Salubulo bisa lebih sejahtera dan desanya dikenal luas sebagai salah satu sentra penghasil kakao unggulan di Sulawesi Barat. (Ns-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *