Praktik Baik Peningkatan Kemampuan Literasi Siswa SMPN 1 Bumal

Mamasa,penasulbar.co.id – Sejuknya udara pegunungan dan kentalnya keramahan kehidupan masyarakat desa adalah kesan pertama yang akan kita dapatkan ketika🥬 berkunjung ke SMPN 1 Buntu Malangka.

Lokasi sekolah yang berada di tengah perkampungan Taora sehingga pembelajaran sering terganggu oleh hiruk-pikuk kegiatan di kampung.

Letak sekolah ini agak terisolasi, sekitar 5 km meninggalkan jalan poros Mamuju – Mamasa dengan akses jalan yang belum memadai, hanya 1 km jalan yang sudah di beton selebihnya baru  perintisan pelebaran, sehingga kalau musim penghujan apalagi intensitas curah hujan di daerah ini tinggi membuat  jalan ini agak susah dilalui karena licin, hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua.

Keadaan alam ini membuat Jumlah siswa setiap tahun pelajaran sedikit karena hanya berasal dari warga desa setempat, yaitu desa taora yang penduduknya hanya sekitar 120 KK sehingga untuk tahun pelajaran 2022/2023 saat ini  jumlah siswa hanya 20 orang sudah terhitung mulai kelas VII sampai IX.

Tenaga guru yang mengajar terdiri 4 orang ASN, 2 orang PPPK, dan 8 honorer sukarela dimana honor mereka dibayar melaui dana bos yang jumlahnya tidak banyak, sehingga mereka tidak dapat ful time berada di sekolah. Itulah sekilas tentang kondisi sekolah SMPN 1 BUNTU MALANGKA yang menjadi perhatian dalam pengelolaan pembelajaran di sekolah.

Awal tahun pelajaran 2022/2023 SMPN 1 BUNTU MALANGKA terpilih menjadi salah satu sekolah penggerak angkatan II. Hal ini memotivasi SMPN 1 BUNTU MALANGKA maksimalkan pemberdayaan potensi yang ada, bekerja keras untuk bisa selangkah lebih maju mewujudkan suatu pembelajaran yang bermakna bagi siswa sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Semester pertama dipakai sekolah untuk membangun pemahaman tentang kurikulum merdeka. Dan pada semester 2 mulailah diprogramkan beberapa praktik baik.

Melalui rapat  pembuatan program sekolah yang dipimpin langsung oleh kepala sekolah Delpin, S.Pd. Hal pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi permasalahan yang dialami sekolah melalui hasil rapor pendidikan SMPN 1 BUNTU MALANGKA Melalui link https://raporpendidikan.kemdikbud.go.id/app/.

Hal ini dilakukan agar  perencanaan yang dilakukan berdasarkan data. Rapat yang dihadiri oleh seluruh stakeholder sekolah, komite, orang tua siswa, perwakilan masyarakat dan pemerintah desa taora serta pengurus OSIS sebagai perwakilan siswa.

Dari identifikasi  hasil rapor pendidikan  di peroleh berbagai akar masalah yaitu rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa,  rendahnya pengembangan karakter yang dimiliki siswa, kemampuan kompetensi tenaga kependidikan yang perlu diperhatikan,  dan lain-lain permasalahan yang dapat disimpulkan dari setiap item Rapor pendidikan yang berwarna merah dan kuning.

Pada rapat saat itu pesan kepala sekolah bahwa fokus berbenah pada item yang berwarna merah dan kuning, tapi item yang lain pun harus tetap diperhatikan agar nilai nya tetap, bahkan kalau bisa meningkat pada tahun berikutnya.

Banyak program yang disepakati dalam rapat tersebut sebagai solusi dari masalah yang diperoleh dari identifikasi Rapor pendidikan. Salah satunya adalah program praktik baik  peningkatan kemampuan literasi siswa. Target yang ingin dicapai dari praktik baik ini adalah menumbuhkan minat membaca siswa, dan pemahaman siswa terhadap apa yang telah di bacanya.

Kedua hal ini sangat penting karena juga berkaitan dengan unek-unek dari para guru mata pelajaran bahwa siswa kurang kemauan membaca materi pelajaran sehingga pemahaman mereka terhadap materi pun sangat kurang, dan siswa kurang memahami maksud dari soal apalagi kalau soalnya dibuat dalam bentuk narasi yang panjang sehingga jawaban yang diberikan sering tidak sesuai dengan maksud soal.

Adapun Praktik baik yang dimaksud adalah 1. 15 menit Membaca
Praktik baik ini dilaksanakan 15 menit sebelum pembelajaran dimulai yang dikoordinir langsung oleh wali kelas dibantu oleh guru piket. Adapun cara pelaksanaannya sebagai berikut untuk hari Senin, Rabu, dan Jumat siswa membaca buku perpustakaan yang di sukainya, sedang pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu siswa menceritakan apa yang telah di bacanya kemarin.

Setelah dalam pelaksanaan ternyata  buku yang ada di perpustakaan tidak memadai karena kebanyakan adalah buku paket. Untuk mengatasi kekurangan buku maka langkah pertama yang dilakukan adalah tiap wali kelas menyediakan beberapa jenis buku atau artikel di google clasroom yang dapat dipilih untuk dibaca oleh siswa.

Namun setelah berjalan hal ini pun tidak efektif karena wali kelas kewalahan mencari buku/artikel yang munkin akan disukai siswa.

Maka solusi kedua yang dilakukan adalah pembuatan perpustakaan digital di google sities. Perpustakan ini diatur agar selai siswa dapat juga diakses oleh umum di link https://sites.google.com/guru.smp.belajar.id/perpustakaan-digital-smpn-1-bu/halaman-muka. dengan diluncurkannya perpustakaan digital ini solusi tentang kurangnya buku dapat teratasi untuk sementara waktu.

Kendala lain yang muncul adalah kurangnya ketersediaan jaringan internet  untuk mengakses perpus digital ini, dan akhirnya solusi yang diambil adalah melalui swadaya dana pribadi dari  kepala sekolah dan donatur di belihlah modem orbit telkomsel dan pemancarnya sehingga  jaringan internet dapat diakses secara bebas dengan kecepatan yang stabil diarea lingkungan sekolah.

Disadari Koleksi Buku di perpustakaan digital ini masih sangat kurang, tapi  tekat kedepannya, Koleksi akan terus ditambah muda-mudah dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa dan masyarakat pada umumnya.

2. Mading sekolah dan pojok baca
Salah satu praktik baik untuk peningkatan literasi siswa adalah Mading sekolah, melalui pengurus Mading karya siswa dikumpulkan untuk dipajang di mading. Disini kreativitas siswa ditingkatkan. Artikel- artikel yang menarik sesua tema keseharian siswa akan semakin menamba minat baca siswa apalagi jika artikel itu dibuat oleh teman sendiri.
Di samping Mading sekolah di buat juga pojok baca yang dibuat senyaman mungkin. Melalui pembuatan pojok baca ini diharapkan siswa dapat membaca buku baik buku yang ada dirak pojok baca ebook di perpustakaan di gital dengan nyaman.

3. Kelas kaya literasi
Setiap kelas di dekorasi agar menjadi kelas yang kaya akan karya literasi siswa berdasarkan tema literasi yang ditentukan setiap bulan. Dan pada akhir bulan dipilih lah karya siswa yang  paling baik dari terbaik 1 sampai terbaik ke 3, kepada mereka di berikan penghargaan dan hadiah hiburan. Hadiah hiburan ini diperoleh dari sumbangan donatur.

Dari praktik baik yang dilaksanakan ini, membawa dampak yang bisa dilihat pada peserta didik yaitu diantara nya yaitu ada beberapa siswa yang mengakses perpustakaan digital secara mandiri di luar jam 15 menit membaca, kreavitas siswa dalam membuat karya terlihat ada perubahan ke arah yang lebih baik, banyak siswa yang sudah berlama- lama berdiri di depan Mading sekolah sekedar untuk membaca isi Mading, ada juga beberapa siswa yang berdiskusi tentang pesan dari cerita yang dibacanya serta pada jam pelajaran kosong kebanyakan siswa meminta izin kepada guru piket untuk belajar mandiri di pojok baca.

Itulah salah satu praktik baik yang dilakukan di SMPN 1 Buntu Malangka, sesungguhnya sangat sederhana jika dibandingkan selangkah maju di sekolah lain, tetapi hal itu tidak menurunkan semangat warga sekolah untuk tetap berkarya untuk kemajuan pendidikan di sekolah ini. Satu komitmen yang selalu dipegang adalah keterbatasan dana bukan hambatan untuk berkarya untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
(NN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *