Pemorov Sulbar dan Pemkab Mamasa Bersinergi Kembangkan Anggrek di Mamasa

MAAMASA,PS – Potensi pengembangan anggrek di Kabupaten Mamasa memggiurkan banyak orang. Peluang itu langsung disambut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamasa.

Niat baik Pemprov Sulbar dan Pemkab Mamasa langsung diwujudkan mellaui launching gerakan konservasi angrek Mamasa di Desa Wisata Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, pada Senin (15/7/2024).

Penjabat (Pj) Bupati Mamasa, Dr. Muhammad Zain menyambut kehadiran Pj. Gubernur Sulawesi Barat, Dr. Bahtiar Baharuddin dalam rangka launching gerakan konservasi Anggrek Mamasa di Desa Tondok bakaru itu.

Diketahui sebanyak 1.700 Spesies tanaman anggrek yang dikenal beragam tidak dimiliki negara lain di dunia selain di Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang berada di ketinggian 600-2.000 mdpl.

Sehingga Penjabat Bupati Mamasa menuangkan konservasi Anggrek di 12 Program utama Pemerintah daerah.

Sesuai dengan Program Pj. Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin yang juga akan mendorong pengembangan budi daya tanaman hias anggrek menjadi industri anggrek skala ekspor.

Pj. Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin akan mendorong pengembangan budi daya tanaman hias anggrek menjadi industri anggrek skala ekspor (Foto Dok. Haly Potret)

Kami akan mendorong anggrek menjadi komoditas utama Kabupaten Mamasa. Mamasa akan didorong sebagai produsen (anggrek) kelas dunia karena potensinya sangat besar. Iklimnya cocok karena daerah pegunungan,” kata Bahtiar di Tondok bakaru Mamasa, Senin (15/7/2024).

Selama berada di Kabupaten Mamasa, ada banyak agenda Pj. Gubernur, salah satu agendanya meluncurkan Rumah Anggrek Lokal dan Endemik Mamasa.

Bahtiar mengaku akan mendorong agar kredit usaha rakyat (KUR) dapat membiayai pengembangan budi daya anggrek Kabupaten Mamasa,” imbuhnya.

Senada dengan itu, Pj. Bupati Mamasa juga mengungkapkan bahwa di Mamasa, terdapat ratusan anggrek, 1500 anggrek dikenal dengan nama Tagori Dewata.
Selebihnya 200 anggrek endemik. Total ada 1.700 anggrek.

Bersama Pj. Gubernur, kami launching konservasi anggrek untuk melindungi berbagai spesies anggrek langka yang tumbuh di bumi Kondosapata, merawat menjadikan Mamasa sebagai kota Anggrek, sesuai 12 Program Pemda Mamasa,” kata Zain.

Andre, seorang peneliti dan pengelola Sawo yang sudah bertahun-tahun merawat anggrek, menemukan spesies anggrek endemik yang kemudian dinamakan.

“Trichotosia andreas”, memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh daerah lain, bulu-bulu halus berwarna putih dan hijau sepanjang batangnya.

Anggrek tersebut sangat langka, bahkan mungkin satu-satunya trichotosia yang memiliki bulu-bulu di dunia. (Trichotosia andreas) telah kami daftarkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),” Pungkasnya. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *