Daerah  

Pemdes Salubulo Berhasil Tekan 50 Persen Anak Stunting Dalam Setahun

Suasana pelayanan Kesehatan di Posyandu Desa Salubulo. Foto:duk.pena

Mamasa,penasulbar.co.id – Desa Salubulo merupakan salah satu desa yang masuk lokus desa stunting di Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa.

Berdasarkan data tahun 2023, jumlah anak stunting di Desa Salubolu sebanyak 10 orang. Setelah intervensi program yang dilalukan pemerintah desa (Pemdes) bersama Pemerintah Kabupaten Mamasa, jumlah tersebut berhasil ditekan hingga 50 persen menjadi tersisa lima orang anak stuting pada tahun 2024.

Lalu, apa saja yang dilakukan Pemdes Salubulo hingga berhasil menurunkan angka stunting 50 persen dalam setahun? Berikut ulasannya!

Menjadi salah satu desa dengan jumlah stunting terbanyak di Kecamatan Bambang adalah tantangan besar bagi Pemdes Salubulo.

“Setahun yang lalu saya dilantik menjadi Kepala Desa Salubulo, diperhadapkan dengan sebuah tantangan besar dimana desa yang saya pimpin ini menjadi salah satu desa dengan jumlah anak stunting terbanyak di Kecamatan Bambang, Jumlah anak stunting di Desa Salubulo saat itu 10 orang anak,” ungkap Kades Salubulo Rintoris, saat ditemui dikediamannya, Rabu (27/3/2024)

Ia mengatakan, langka pertama yang dilakukan dalam menekan tingginya penderita stunting adalah mengaktifkan Pusat Pelayanan Terpadu (Posyandu) Desa Salubulo, dengan melengkapi dapur dan alat masak dan semua fasilitas lainnya.

“Kita aktifkan Posyandu dengan mengajak semua ibu hamil dan ibu yang punya serta mereka yang punya anak stunting untuk aktif ke Posyandu. Kemudian bersama kader, satu kali dalam sebulan kita masak makanan bergizi di Posyandu dan semua anak dibawa lima tahun diundang untuk datang makan bersama,” kata Rinto sapaan akrapnya.

Selain mengaktifkan Posyandu, Pemdes Salubulo juga mengalokasikan anggaran setiap bulannya untuk kebutuhan anak stunting.

“Kita berikan perhatian khusus untuk anak stunting dengan menyiapkan anggaran dari dana desa setiap bulan selama empat bulan dalam setahun dan secara rutin dilakukan pengukuran dan ditimbang oleh kader Posyandu,” kata Rinto.

Lanjut dikatakan, salah satu penyebab stunting di desa karena minimnya ketersediaan makanan seperti sayur-sayuran yang cukup gizi bagi ibu hamil dan anak balita.

Karena itu, kata dia, Pemdes Salubulo membuat program kebun gizi dan penanaman sayur-sayuran dengan memanfaatan pekarangan rumah.

“Kita buat kebun gizi di dekat Posyandu yang ditanami segala macam jenis sayuran dan nantinya setelah berhasil kita akan olah mejadi bahan makan bergizi untuk diberikan kepada anak yang berusia 0-5 tahun. Kita juga dorong masyarakat untuk menanam sayur-sayuran di pekarangan rumahnya dengan membagikan bibit sayur, polybag, dan pupuk kandang,” ungkapnya.

Ia menargetkan, dengan berjalannya semua program penanganan stunting maka tahun 2025, Desa Salubulo ditargetkan menjadi desa bebas stunting.

“Stunting ini perlu kita tangani secara serius karena menyangkut masa depan generasi bangsa khususnya desa Salubulo. Kita targetkan tahun depan Desa Salubulo zero stunting,” pungkasnya. (Ns-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *