Ketua STT Mamasa, Pdt. Stepanus, M.Pd.K., M. Si. Foto : Duk. Pena.
MAMUJU,PS – Pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 akan dihelat pada 27 November 2024. Sebanyak 545 daerah dengan rincian 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota akan menggelar Pilkada termasuk Kabupaten Mamasa.
Sejumlah pihak berharap penyelenggaraan Pilkada Kabupaten Mamasa tahun ini bisa lebih baik dari Pilkada sebelumnya, salah satunya disampaikan Ketua STT Mamasa, Pdt. Stepanus, M.Pd.K., M. Si
Stepanus mengungkapkan, pelaksanaan Pilkada Mamasa tinggal menghitung hari. Olehnya itu, masyarakat hendaknya mempersiapkan diri dengan mempelajari setiap visi-misi kandidat sebagai dasar dalam menentukan pilihan.
Menurutnya, Pilkada dikatakan berkualitas ketika masyarakat memiliki kesadaran dan kebebasan untuk menentukan pilihannya sesuai visi-misi para calon. Dengan demikian, Pilkada menjadi wadah bagi seluruh masyarakat untuk terlibat langsung dalam mencari solusi dari sekian banyak persoalan di Kabupaten Mamasa.
“Kita berharap Pilkada Mamasa yang tinggal menghitung hari bisa berlangsung lebih baik dari Pilkada sebelumnya. Penentunya adalah semua masyarakat Kabupaten Mamasa yang punya hak pilih,” ungkap Stepanus saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (1/11/2024).
Ia menjelaskan, kertepurukan yang dihadapi Kabupaten Mamasa hari ini tidak lepas dari buruknya kualitas Pilkada sebelumnya. Dugaan politik transaksional atau money politic yang kerap terjadi di Pilkada Mamasa menjadi salah satu penyebab kemerosotan pembangunan.
“Kita sudah pengalaman beberapa kali melakukan Pilkada dengan berbagai cerita “serangan fajar” banyak terjadi didalamnya meskipun belum bisa dibuktikan dan kita suda rasakan dampaknya. Hari ini, kita baca diberbagai pemberitaan media terkait keluhan para Nakes, guru, aparat desa, dan para kontraktor yang tidak dibayarkan haknya serta berbagai keluahan masyarakat lainnya yang menjadi satu bukti bahwa hari ini daerah kita sedang dalam masalah,” ungkapnya.
Oleh itu, mantan aktivis Kabupaten Mamasa itu berpesan kepada seluruh masyarakat agar bersama-sama meminimalisir praktek money politic pada Pilkada 27 Novemer mendatang. Jadikan Pilkada, kata dia, sebagai momentum untuk melahirkan pemimpin yang bisa menyelesaikan setiap persoalan daerah.
“Jika kita ingin Mamasa bangkit dari keterpurukan maka hanya satu jalannya, kita perangi praktek politik uang. Menerima money politic tidak akan mengubah hidup kita menjadi kaya dan menolak money politik tidak akan membuat kita menjadi miskin,” pungkasnya. (Na-01)









