Foto : ilustrasi
Mamasa,penasulbar.com – Kemampuan literasi murid di Kabupaten Mamasa dinilai masih rendah, bahkan mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan data terbaru, tingkat literasi berada di kisaran 40–70 persen. Kondisi ini menjadi perhatian serius, mengingat literasi merupakan fondasi utama dalam proses belajar dan pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Literasi tidak hanya penting di lingkungan sekolah, tetapi juga di tengah masyarakat. Kemampuan ini menjadi dasar pengetahuan yang mendukung pengembangan keterampilan berpikir kritis, analitis, serta memperluas wawasan murid, terutama di era globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini.
Sekolah Dasar, Fondasi Karakter dan Kualitas Manusia
Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar dalam sistem pendidikan nasional. Di sinilah karakter, semangat belajar, dan kecerdasan siswa mulai ditempa. Namun, kenyataannya, tingkat putus sekolah pada jenjang ini masih tergolong tinggi, menjadi kekhawatiran bagi banyak orang tua dan pemangku kepentingan pendidikan.
Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, saat dikonfirmasi oleh media ini pada Rabu (3/9), menyampaikan harapannya agar sektor pendidikan di Kabupaten Mamasa dapat terus dibenahi dan ditingkatkan secara menyeluruh.
> “Kita berharap bisa melakukan pembenahan, baik dari sisi infrastruktur pendidikan maupun kendala-kendala yang dialami anak-anak kita, khususnya dari sisi kemampuan orang tua dalam menyekolahkan anaknya. Hal-hal seperti ini akan kita fasilitasi, terutama di tingkat SD. Kita juga mendorong peran orang tua agar terus memotivasi anak-anak mereka untuk menempuh pendidikan minimal sampai SMP,” ujar Welem.
Perlu Keseriusan Pemerintah Daerah
Sistem pendidikan nasional telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Aturan ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan secara menyeluruh, dengan tujuan utama mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dengan demikian, sangat penting bagi Pemerintah Daerah, khususnya melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mamasa, untuk menangani persoalan pendidikan dasar secara lebih serius dan berkelanjutan.






