Kabupaten Mamasa Genap 23 Tahun, Jalan Poros Lakahang-Burana-Pangandaran Tak Tersentuh Pembangunan

Kondisi jalan poros Lakahang-Burana- Pangandaran. Foto : duk. Pena. 

MAMASA,PENASULBAR.COM – Hari ini, rabu 11 Maret 2025, Kabupaten Mamasa berusia 23 tahun. Sejak Kabupaten Mamasa berdiri pada Maret 2002 hingga berusia 23 tahun, akses jalan Lakahang-Burana-Pangadaran-Baruru luput dari perhatian Pemda Mamasa.

Tiga desa di Kabupaten Mamasa ini, sejak dahulu dikenal sebagai penghasil beras, kakao, kopi, kayu gaharu, rotan dan berbagai jenis pertanian lainnya. Selain menjadi lumbung pangan di wilayah Kecamatan Tabulahan, Desa Burana, Pangandaran hingga desa baruru juga dihuni lebih 3000 jiwa masyarakat Kabupaten Mamasa.

Selama 23 tahun, Riak dan tangis serta seruan masyarakat yang berdiam dan hidup di tiga desa yang kaya dengan potensi Sumber Daya Alam itu tak terdengar oleh Pemerintah Kabupaten Mamasa.

Mereka menjadi masyarakat yang teranaktirikan oleh ibu kandungan sendiri. Didepan mata mereka, beberapa akses jalan desa disekitarnya terus dibangun dengan berlapis anggaran, baik APBD maupun APBN.

Akumulasi dari semua bentuk kekecewaan masyarakat, maka dimoment HUT Kabupaten Mamasa ke-23 ini, pemuda Burana kembali menyerukan agar Pemkab Mamasa memperhatikan pembangunan jalan poros Lakahang-Burana-Pangadan-Baruru.

Ketua Karang Taruna Desa Burana, Jutio Mawan mengatakan bersama masyarakat, pihaknya tidak akan berhenti menyuarakan pembangunan jalan poros Lakahang-Burana-Pangandaran demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kami akan terus bersuara memperjuangkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan jalan. Kami bisa tingkatkan hasil produksi jika akses ke tempat kami memadai,” tegas aktivis GMKI itu.

Ia meminta perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Mamasa maupun pemerintah Pusat untuk membangun jalan yang selama ini menjadi urat nadi perekonomian masyarakat.

Dikatakan sebagai pemuda karang taruna yang menjadi tiang pergerakan masyarakat di Desa Burana pihaknya sudah melakukan berbagai langkah konkrit untuk menyuarakan perbaikan jalan. Bahkan, setelah program Inpres Jalan Daerah (IJD) tahun 2023 batal ke desanya, mereka melakukan aksi protes dengan perbaikan jalan secara swadaya.

“Kami sudah lakukan berbagai aksi untuk mengingatkan Pemda Mamasa sperti aksi perbaikan jalan secara swadaya yang memberi pesan kepada publik bahwa pemerintah Kabupaten tidak peduli dengan rakyatnya,” tutur Jutio.

Lalu pada Hari ini, kata dia, bertepatan dengan HUT Mamasa ke- 23 tahun, mereka menyatakan mosi tidak percaya kepada pemerintah dan menggaungkan semangat “Rakyat Bantu Rakyat” Sebagai upaya perbaikan jalan dengan swadaya dari masyarakat ,Pemuda Burana dan para donatur yang berkerinduan memberikan partisipasi pembangunan jalan poros Lakahang-Burana-Pangandaran-Baruru.

“Kami sedang menggalang dana untuk membangun jalan kedesa kami dengan mengemis kemana-mana. Ini menjadi aksi nyata sekaligus tamparan keras terhadap pemerintah yang tidak pernah menyentuh perbaikan jalan poros Burana secara serius,” pungkasnya.  (Ns-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *