Mamasa,Penasulbar.co.id – Sejumlah masyarakat di Kabupaten Mamasa khususnya di Kecamatan Tabulahan, Butu malangka dan Kecamatan Aralle mengeluhkan mahalnya tabung gas elpiji 3 kg di pengecer.
Harga jual kepada masyarakat melambung tinggi mulai dari 40 ribu sampai 60 ribu rupia. Kondisi ini menambah derita masyarakat ditengah pandemi virus corona.
Selain harga dimasyarakat mahal, tabung bersubsidi itu juga langka, diduga kuat ada oknum tertentu yang sengaja menimbun untuk mencari keuntungan pribadi.
“Kami kesulitan beli tabung pak..harganya mahal bahkan sampai 60 ribu dipengecer. ditempat kami tidak ada pangkalan yang ada hanya pengecer itupun kadang-kadang langka,” ungkab Tia salah satuh ibu rumahtangga kepada penasulbar.co.id.
Ia mengatakan, sejak pandemi virus corana sekitar bulan Maret, tabung Gas elpiji 3 kg sudah langka dan harganya sangat mahal.
“Kami sudah susah cari uang kebutuhan hidup karena covid-19 dan kesusahan kami diperparah dengan harga tabing yang mahal. Saya kira tabung gas elpiji 3kg itu bersubsi,” pungkasnya.
Berdasarkan pengakuan salah satu pengecer yang dirahasiakan identianya mengatakan, mahalnya tabung gas elpiji diwilayah Kecamatan Tabulahan dan Bumal karena daerah tersebut belum mempunyai pangkalan atau agen resmi dari pertamina.
Dia menjelaskan, pihaknya mendapatkan tabung yang dijual kemasyarakat dari kabupaten Mamuju dengan harga yang sudah mahal.
“Di Lakahang dan Bumal belum ada agen resmi jadi kami mengambil tabung ke Mamuju dengan harga mahal dengan sembunyi-sembunyi,” terangnya.
menanggapi hal mahalnya harga tabung gas elpiji, ormas Forum Pemerhati Pembangunan Ulu Salu (FPPUS) akan melakukan investigasi mencari fakta siapa dalang dibalik Masalah tersebut.
“Kami sedang lacak pak karena ini sudah merugikan masyarakat apalagi ditegah kesulitan hidup akibat pandemi Covid-19,” Ungkap Wakil Katua FPPUS, Tarto saat ditemui di Mamasa, Kamis (3/9/2020).
Ia menegaskn akan melaporkan kepihak berwajib hasil investigasinya untuk ditindaklanjuti keproses hukum karena sudah merugikan masyarakat.
” Kami sedang jejaki siapa pelakunya dan akan kami laporkan kepenegak hukum biar diberi efek jerah,” tegas Tarto(ns-01)
redaktur: Nisan Parrokak






