Kades Salubulo, Rintoris membagikan bibit kakao sambung pucuk kepada warganya. Foto:duk.pena.
Mamasa,penasulbar.co.id – Pemerintah Desa (Pemdes) Salubulo, Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa mengalokasikan Dana Desa Tahun 2024 untuk pengadaan bibit kakao sambung pucuk.
Disaat Harga biji kakao tinggi, Pemdes Salubulo membagikan bibit kakao sambung pucuk kepada warganya.

Kepala Desa Salubulo, Rintoris mengungkapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka pihaknya mengalokasikan anggaran untuk pengadaan bibit kakao sambung pucuk.
“Masyarakat Salubulo sudah menggemari kakao sejak puluhan tahun silam dan sampai sekarang tanaman kakao terbukti mampu mensejahterakan masyarakat khusunya warga Salubulo, karena itu kami mengalokasikan anggaran untuk pengadaan bibit kakao sambung pucuk dan dibagikan kepada warga. Kita juga gunakan momentum saat harga kakao mahal biar masyarakat lebih bersemangat menanam,” ungkap Rintoris saat ditemui disela-sela penyaluran bibit kakao kepada warganya, Senin (1/4/2024).
Ia mengatakan, saat ini, tanaman kakao yang dimiliki masyarakat Salubulo masih jenis kakao yang lama. Untuk meningkatkan produksi maka pihaknya membagikan bibit kakao jenis sambung pucuk.

Menurutnya, kakao sambung pucuk lebih cepat produksi, tahan penyakit dan jumlah produksi buah per pohon lebih banyak bila dibandingkan dengan kakao jenis yang lama.
“Kita sudah liat di beberapa tempat yang sudah lebih dulu menanam kakao sambung pucuk seperti di Lakahang dan sekitarnya. Lebih cepat berbuah dan jumlah buah yang dihasilkan setiap pohonnya lebih banyak dari kakao yang lama,”kata Rintoris.
Lanjut dikatakan, bibit sambung pucuk ini didatangkan dari Palopo, Sulsel dengan menempu perjalanan yang cukup jauh.
Untuk sampai ke Salubulo, Kata dia, pihaknya harus menanggung biaya trasportasi bibit yang mahal.
“Bibit diangkut menggunakan mobil dari Sulsel sampai di Rantepalado desa Bambang, kemudian disambung dengan kendaraan roda dua ke Salubulo dengan menempu jalan yang terjal dan sempit,” ucapnya.
Meski dengan perjuangan yang berat, Pemdes Salubulo tetap nekat mengupayakan agar bibit sampung pucuk bisa sampai di masyarakat.
“Meskipun dengan tantangan yang berat, kami tetap berusaha agar 5000 pohon bibit kakao sambung pucuk ini bisa sampai ke masyarakat,” pungkasnya.
Untuk diketahui, seperti yang dilansir CNBC Indonesia, Jumat 22 maret 2024, terhitung sejak awal tahun 2024 hingga Perdangan 23 Maret 2024, komoditas kakao mencetak rekor kenaikan harga sebesar 113% di level US$8.939 per ton.
Hal ini sejalan dengan kenaikan harga pembelian biji kakao di tingkat petani yakni sebesar Rp 110 ribu sampai Rp 115 ribu per kilo.
(Ns-01)