Hadiri Deklarasi Kampanye Damai, ini Pesan Pj Bupati Mamasa

MAMASA, PS – Penjabat (Pj) Bupati Mamasa, Dr. Muhammad Zain menghadiri deklarasi kampanye damai di Aula Mini pemkab Mamasa, Jalan Pendidikan Samping Rujab Bupati Mamasa, Selasa (24/9/2024).

Deklarasi kampanye damai ini diselenggarakan oleh KPU Mamasa untuk mewujudkan Pilkada Mamasa yang demokratis berlangsung aman dan damai.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Forkopimda Mamasa, Ketua DPRD kabupaten Mamasa, Orsan Soleman, Kepala kepolisian resor (Kapolres), AKBP Muhammad Amiruddin, Komandan Kodim (Dandim) 1428, Letkol Inf. Laode Iril Syahdar dan Kepala Kejaksaan Negeri Mamasa.

Dalam sambutannya, Muh. Zain mengatakan, tiga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mamasa yang sudah ditetapkan oleh KPK melambangkan demokrasi ala Mamasa.

“Saya melihat tiga tokoh pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, melambangkan Demokrasi ala Mamasa. Kita harus berupaya agar Pesta Demokrasi yang ada di Mamasa adalah Demokrasi yang paling memartabatkan,” ucap Zain.

Zain mengimbau kepada masyarakat untuk datang ke TPS 27 November mendatang untuk memilih, ketiga pasangan calon adalah putra-putri terbaik Mamasa. Ia berharap semoga angka partisipasi masyarakat mencapai diatas 90 persen.

“Vox populi vox dei, Suara Rakyat adalah Suara Tuhan. Kita percaya bahwa pilihan rakyat itulah yang terbaik,” kata Zain dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan meriah pendukung Paslon Bupati dan Wakil Bupati.

Mengenai nomor urut, Zain mengutip buku The Mystery of Number karya Prof. Annemarie Schimmel, menjelaskan tentang misteri angka-angka. Di buku tersebut dijelaskan bahwa angka 1, 2 dan 3 adalah angka keberuntungan.

Tentang Paradox Demokrasi, Zain juga menerangkan fenomena kotak kosong di Indonesia. Ada 43 daerah yang hanya memiliki pasangan calon tunggal, akhirnya terjadi kotak kosong.

“Puji Tuhan, Politik dan Demokrasi di Mamasa memperlihatkan kedewasaannya. Semua memberikan ruang kontestasi kepada yang lain. Ini luar biasa,” lanjutnya yang lagi-lagi disambut tepuk tangan meriah.

Zain juga mengutip buku Why Nations Fail: The Origins of power, prosperity dan poverty karya Daron Acemoglu dan James A. Robinson, Poor countries are poor not because of their geography or their culture, but because their leaders can not know which policies enrich their citizens.

“Negara-negara miskin akan tetap miskin, bukan karena letak geografis atau budayanya, namun karena para pemimpin mereka tidak tahu kebijakan mana yang memakmurkan warganya,” tambahnya.

Dia menambahkan bahwa Jhon Frenklin Kennedy mengatakan, Ask not what your country can do for you – ask what you can do for your country, jangan tanya apa yang Negara berikan kepadamu, tanyalah apa kontribusimu kepada Negara dan bangsamu.

“Kita menemukan Kedamaian Demokrasi di Mamasa, dengan memegang teguh prinsip leluhur, Sikamase-mase, Sipakasalle, Sirande maya-maya. Mesa kada’ dipotuo pantan kada’ dipomate. Itulah Demokrasi Mamasa, saling memartabatkan,” pungkasnya. (ADV)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *