Suasana kegiatan seminar nasional yang digelar KNPI Majene. Foto : duk.pena
Majene,penasulbar.com — DPD KNPI Majene menggelar Seminar Nasionalisme bertajuk, ” Penguatan Pemahaman Nasionalisme dalam Mendukung Persatuan dan Kesatuan di Kalangan Siswa dan Mahasiswa di Kab. Majene” di Aula DPD KNPI Majene, Selasa 20 Mei 2025.
Peserta kegiatan dihadiri oleh pelbagai perwakilan organisasi, baik eksternal maupun internal kampus, diantaranya ada PMII Cabang Majene, HMI MPO Cabang Majene, KMHDI Cabang Majene, KAMMI Daerah Mandar Raya, GMNI Cabang Majene, SEMMI Cabang Majene, IM3I Orsat Majene, Hipermakes Cabang Majene, DEMA STAIN Majene, BEM STIKes BBM, BEM STIKMAR Majene dan Permakip-K STIKes BBM.
Menurut Ketua Panitia, Muh. Akbar, S.Pd, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pemuda untuk terlibat aktif dalam membangun dan memperkuat kesadaran kolektif siswa dan mahasiswa terhadap nilai-nilai nasionalisme dalam menjaga kesatuan dan persatuan di Kab. Majene.
Dalam diskusi tersebut, hadir empat narasumber berkompeten:
Dr. Andi Rita Mariani Basharu, M.Pd, Wakil Bupati Majene, dalam paparannya menegaskan peranan pemuda dalam masa depan indonesia sangat penting dalam mempercepat pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Menurutnya, pemuda adalah agen perubahan yang memiliki potensi besar untuk menjalankan pembangunan nasional.
Ia menambahkan tantangan yang dihadapi oleh pemuda saat ini meliputi ketimpangan wilayah dan ekonomi, terutama mereka yang tinggal di desa dan dari kalangan ekonomi bawah yang masih mengalami marginalisasi. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus agar mereka bisa berpartisipasi penuh dalam pembangunan dan meraih peluang pembangunan bonus demografi serta surplus pemuda untuk pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional.
Ia juga menekankan bahwa pemuda harus mampu menguasai kompetensi yang unggul dan berbudaya, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi, agar dapat bersaing di tingkat global.
Narasumber kedua, M. Ma’ruf Muchtar, S.Pd., M.Si, Ketua GP Ansor Cabang Majene, mengingatkan bahwa hubungan antara nasionalisme dan agama di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan saling berkaitan. Sejak era pergerakan nasional, banyak tokoh agama seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, dan Soekarno yang berperan sebagai tokoh nasionalis sekaligus pemimpin keagamaan yang menyatukan umat agama dalam semangat cinta tanah air dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Menurutnya munculnya radikalisme agama, sekularisme ekstrem, serta polarisasi politik berbasis agama mengancam integrasi nasional dan dapat menciptakan segregasi sosial. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan strategi seperti penguatan pendidikan karakter berlandaskan pancasila, dialog antaragama, serta penegakan hukum terhadap intoleransi.
Ia juga mendorong peran tokoh agama sebagai agen pemersatu dan penerapan kebijakan yang inklusif, dengan harapan hubungan harmonis antara nasionalisme dan agama dapat terus terjalin dan memperkuat keutuhan persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat.
Narasumber ketiga, Asdar Waris, S.E., M.M, Dosen IKBS St. Fatimah Mamuju, menekankan bahwa nasionalisme berfungsi sebagai fondasi utama dalam menjaga kedaulatan, identitas, dan persatuan bangsa di tengah tantangan liberalisme yang cenderung mendorong individualisme dan kebebasan tanpa batas,
Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi bangsa dalam konteks globalisasi dan pengaruh luar yang dapat mengikis jati diri nasional.
Ia menyarankan berbagai strategi untuk memperkuat semangat nasionalisme di era modern, seperti penguatan pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini, serta peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Ia menegaskan bahwa peran pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan sangat penting dalam membumikan kembali rasa cinta tanah air dan membendung pengaruh negatif liberalisme yang dapat merusak solidaritas nasional. Upaya kolaboratif ini diharapkan mampu membangun bangsa yang kokoh dan berdaya saing di tengah perubahan zaman yang pesat.
Narasumber keempat Sopyan, S.H, Fungsionaris DPD KNPI Majene, mengakui nasionalisme adalah dasar utama untuk memperkuat persatuan bangsa Indonesia, khususnya melalui penanaman nilai-nilai seperti cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, toleransi, kerukunan, serta gotong royong.
Ia yang tengah menempuh studi Pasca Sarjana Di STAIN Majene menyarankan pentingnya pendidikan karakter di sekolah dan kampus, serta pengembangan kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi mahasiswa sebagai sarana pembentukan karakter dan semangat kebangsaan.
Ia juga mendorong peran aktif dari pemerintah dan lembaga pendidikan untuk menyediakan ruang partisipasi dan penyelenggaraan berbagai pelatihan dan kegiatan kebangsaan, termasuk kolaborasi dengan tokoh masyarakat dan aparat keamanan.
Menurutnya langkah tersebut dapat memperkuat nasionalisme dengan tujuan menumbuhkan rasa cinta tanah air, meningkatkan kebersamaan, serta menangkal pengaruh negatif seperti radikalisme dan disintegrasi bangsa agar karakter bangsa yang unggul dapat terwujud.
Komitmen Pemuda dan Mahasiswa Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Diskusi ini mengukuhkan komitmen pemuda dan mahasiswa untuk tidak hanya menjadi kontrol sosial, tetapi juga pilar moral yang mendorong peningkatan pemahaman nasionalisme serta memperkuat kesatuan dan kesatuan di tengah masyarakat Kab. Majene.
Sebagaimana ditegaskan dalam deklarasi, DPD KNPI Majene mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat nasionalisme sebagai pondasi persatuan dan kesatuan di kalangan generasi muda di Kabupaten Majene.
Ketua DPD KNPI Majene, Muh. Risal Faryal, S.E., M.M, percaya bahwa penguatan pemahaman nasionalisme adalah langkah strategis untuk memperkokoh pondasi pertahanan dan menjaga keutuhan persatuan dan kesatu bangsa. Olehnya itu, pemuda dan mahasiswa akan terus hadir menjadi bagian dari solusi. (Rls/M.F.H)