Diyakini Mampu Sejahterakan Petani, Bupati Mamasa Tetapkan 7 Kecamatan sebagai Sentra Pengembangan Kakao

Hasil buah kakao petani di Desa Burana, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa. Foto: duk. Pena. 

Mamasa,penasulbar.com — Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, menetapkan tujuh kecamatan di Daerah Pemilihan (Dapil) III Kabupaten Mamasa sebagai sentra pengembangan kakao. Kebijakan ini diyakini dapat meningkatkan produksi sekaligus kesejahteraan petani di wilayah tersebut.

Ketujuh kecamatan tersebut adalah Tabulahan, Bambang, Mambi, Aralle, Ratebulahan Timur, Mehalaan, dan Buntu Malangka.

“Kita jadikan tujuh kecamatan ini sebagai wilayah sentra pengembangan kakao Kabupaten Mamasa,” ujar Welem saat dikonfirmasi belum lama ini.

Ia menyebut, wilayah-wilayah tersebut telah puluhan tahun dikenal sebagai penghasil biji kakao berkualitas di Kabupaten Mamasa. Oleh karena itu, pengembangan secara sistematis akan mendorong potensi yang selama ini belum tergarap maksimal.

Sebagai langkah awal, Pemerintah Kabupaten Mamasa telah mengajukan permohonan bantuan bibit kakao ke Kementerian Pertanian RI guna mendukung peningkatan produksi.

“Tahun ini kita sudah ajukan permohonan bantuan bibit kakao ke kementerian. Tujuannya untuk meningkatkan produksi melalui perluasan lahan tanam,” kata Welem.

Sebagai informasi, Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana, dengan kontribusi sekitar 11–12% dari produksi global yang mencapai 5,6 juta ton pada 2023.

Sementara itu, harga biji kakao di pasar domestik per Juli 2025 tercatat berada di kisaran Rp80.000 hingga Rp95.000 per kilogram, membuka peluang besar bagi petani dan pelaku usaha di sektor ini untuk memperoleh nilai tambah ekonomi yang signifikan. (Ns-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *