Pdt. Seny S.Th sedang memperlihatkan petisi yang berisi tandatangan puluhan pendeta. Foto: Duk. Pena.
Mamasa,penasulbar.co.id – Pendeta Seny S.Th meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Pj Gubernur Sulbar untuk tidak menjadikan Surat Palsu sebagai dasar untuk mengganti Pj Bupati Mamasa.
Dikatakan, dalam surat usulan pengganti Pj Bupati Mamasa yang dibuat Pj Gubernur Sulbar dijelaskan bahwa alasan untuk menganti Pj Bupati Mamasa karena terkait kondusifitas daerah.
Pada hal kata dia, Mamasa selama ini baik-baik saja. Menurutnya, rakyat Kabupaten Mamasa yang tersebar di 17 Kecamatan sangat mendukung kepemimpinan Yakub F Solon.
Hal itu dapat dibuktikan dengan penyataaan dukungan yang di sampaikan beberapa elemen masyarakat seperti ABDESI Kabupaten Mamasa, PPDI Kabupaten Mamasa dan Ketua Lembaga Hadat Kabupaten Mamasa serta tokoh-tokoh masyarakat Kabupaten Mamasa lainnya.
“Saya salah satu Pendeta yang sangat keberatan dengan petisi Pendeta yang digunakan GMKI untuk meminta Mendagri mengevaluasi Pj Bupati Mamasa. parahnya lagi, nama saya dicatut sebagaai sekretaris dan itu betul-betul kejahatan luar biasa menggunakan Pendeta menjatuhkan pemimpin,” tegas Pdt. Seny.
Ia mengatakan bahwa, hari ini pihaknya akan melaporkan pelaku pembuat surat palsu itu ke Polres Mamasa.
“Semua bukti saya sudah kumpulkan dan hari ini saya akan laporkan ke Polres Mamasa untuk segera diproses agar pelakukanya sadar bahwa apa yang dilakukan itu tindak pidana,” kata Pdt Seny.
Sebelumnya, Pendeta Seny S.Th menyatakan keberatan atas beredarnya sebuah petisi yang berisi tandatangan puluhan pendeta Gereja Toraja Mamasa (GTM) di media sosial.
Pada kop surat tersebut tertulis Pengurus Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Mamasa yang dibubuhi tandatangan puluhan pendeta Gereja Toraja Mamasa (GTM), dengan sebuah pernyataan mencabut dukungan kepada Pj Bupati Mamasa Dr Yakub F Solon dan meminta Kemendagri mengevaluasi kinerjanya.
Dalam surat yang beredar viral di Medsos ini, nama Pdt Seny S.Th tertulis sebagai sekertaris dan Pdt. DP Madika, M.Th sebagai ketua.
Atas beredarnya surat tersebut yang diduga sudah dikirim Kemendagri beberapa hari yang lalu, Pdt Seny menyatakan bahwa surat tersebut tidak pernah diketahui sebelumnya dan menegaskan bahwa namanya hanya dicatut dan tanda tangannya dipalsukan.
Ia mengatakan, sebagai pendeta, dirinya merasa kesal karena telah digiring kerana politik yang sesungguhnya bukan tugasnya.
(Ns-01)






