Mamuju, Penasulbar.co.id – Metode pendataan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami perubahan.
Perubahan pendataan kasus DBD, berdasarkan aturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Hal tersebut disampaikan Pengelola Program DBD Dinas Kesehatan (Dinkes) Mamuju, Maghfirah, saat diwawancarai wartawan, Senin, 6 Maret 2023.
Maghfirah mengungkapkan, pendataan kasus DBD tidak lagi hanya merujuk pada laporan dari pihak rumah sakit. Warga yang memiliki gejala DBD sudah masuk dalam pendataan meski belum melakukan pemeriksaan trombosit.
“Jadi sekarang, biar di puskesmas dan ada gejala demam yang mengarah ke sana (DBD) sudah di data,” kata Maghfirah.
Dia juga mengungkapkan, pihaknya bakal melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait metode baru pendataan kasus DBD.
“Nanti, kami akan sosialisasikan aturan baru itu, supaya warga paham kalau sekarang itu biar gejala sudah terdata. Supaya tidak heran lihat data kalau meningkat,” katanya.
Untuk diketahui, sejak Januari 2023 kasus DBD di Mamuju mengalami peningkatan yang signifikan.
“Sebanyak 34 kasus DBD terjadi di Mamuju dalam dua bulan terakhir. Pada Januari sebanyak 26 dan Februari ada delapan kasus,” ujar Maghfirah.
Kasus DBD tersebut tersebar di Kecamatan Mamuju dan Simboro yang didominasi anak usia lima tahun ke atas.
“Yang paling banyak di dua kecamatan. Dari data itu usia 5-15 tahun paling banyak (terjangkit) ada 22 orang. Yang lain itu usia 20-an ke atas,” tuturnya.
Lanjut Maghfirah menjelaskan, tak ada korban meninggal dunia dalam kasus DBD tersebut. Namun dia tak menampik jika faktor lingkungan dan cuaca yang berubah turut menjadi indikator warga terjangkit DBD.
“Tidak ada yang meninggal atau parah sekali, karena kan itu tadi ada gejala demam sudah didata, mereka bahkan dirawat di rumah,” ungkap Maghfirah.
Pihak Dinkes Mamuju pun tengah melakukan fogging di wilayah yang warganya ada terjangkit DBD, termasuk membagikan obat pembunuh jentik nyamuk atau abate.
“Kalau sekarang itu fogging kita lakukan, ada pembagian abate sama sosialisasi ke warga pencegahan DBD. Paling tidak lingkungan dijaga,” tutupnya.
(ADV)