Andi Taufik
Mamuju,Penasulbar.co.id. – Badan Pengembangan Suber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulbar menggelar Diklat Kepemimpinan Pengawas yang diikuti 30 peserta dari berbagai OPD, Rabu (3/7/2020).
Sebagai narasumber dalam Diklat tersebut, Kepala Kajian Manajemen Administrasi Negara RI LAN Makassar, Andi Taufik, menyampikan, pentingnya integritas seorang pemimpin.
Ia menjelaskan, integritas adalah standar etik yang harus dimiliki setiap pemimpin yang menjadikan sosok pemimpin jadi panutan.
menurutnya, untuk membangun integritas dalam diri seseorang maka harus dimulai dari sikap atau kebiasaan hidup sehari-hari.
“Semakin banyak waktu anda berbuat baik maka semakin tidak ada waktu anda untuk berbuat yang tidak baik,” ungkap Andi Taufik.
Kata bijak tersebut, lanjut Taufik, sangat sederhana, namun maknanya sangat mendalam jika dipahami lebih jauh karena seperti itulah carah membangun integritas seseorang.
Dikatakan, pemimpin yang baik harus mampu memimpin dengan menggunakan hati, tidak hanya kepala.
Seorang pemimpin akan dicintai bawahannya jika mampu memimpin dengan hati.
“Apa yang dilakukan pasti diikuti oleh bawahan jika memimpin dengan memadukan kepala dan perasaan” pungkasnya.
Menurutnya, 70 persen kegagalan pemimpin dalam melakukan perubahan karena hanya menggunakan kepintaran saja dan mengesampingkan hati.
“Sekali lagi jangan kesampingkan hati dalam memimpin. Fakta membuktikan bahwa 70 persen pembaharuan gagal dilakukan karena pemimpin hanya mengunakan kepintarannya saja,” terang Taufik.
Ditabahkan, pemimpin harus melibatkan semua bawahannya dalam mengambil keputusan. sehingga, keberhasilan dalam organiasasi menjadi keberhasilan kolektif bukan individu.
Dia juga berpesan kepada semua peserta Diklat agar tidak menjadikan uang (Gaji)sebagai target dalam bekerja. Gaji adalah bagian dari efek karena sudah bekerja.
“Uang bukan segala-segalanya, jadikan gaji yang diterima sebagai efek dari anda bekerja sehingga, anda bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan sepeelrti, Korupsi dan sebagainya,” imbuhnya.
Hal itu dimaksutkan, agar harta tidak lebih tinggi martabatnya dari pada manusia karena sesunguhnya manusi adalah wakil Tuhan di bumi.
” Hirarkinya, Paling tinggi Tuhan kemudian Manusia dan terakhir baru harta. jadi jangan mau diperbudak harta karena kita lebih bermartabat dari pada harta,” tutur Taufik. (ADV)