Kebijakan Pemerintah Mamasa Menuju Bebas Sampah dan Pelestarian Lingkungan

Bupati Mamasa, Welem Sambolangi. Foto : hms

Mamasa,penasulbar.com – Dalam siaran pers Kementerian Dalam Negeri tertanggal 16 September 2025, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menerima kunjungan Chief Investment Officer Danantara, Pandu Patria Sjahrir, untuk membahas penguatan bidang pendidikan dan optimalisasi pengelolaan sampah berkelanjutan di Kantor Kemendagri, Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Mendagri menegaskan bahwa pengelolaan sampah adalah isu krusial yang membutuhkan penanganan ekstra dan menyeluruh. Ia menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung inovasi teknologi yang mampu mengelola sampah secara berkelanjutan.

Senada dengan itu, Pandu Patria Sjahrir menyoroti bahwa persoalan sampah memiliki dampak langsung terhadap masyarakat dan pemerintah daerah. Ia menjelaskan bahwa inovasi pengelolaan sampah menggunakan teknologi canggih telah diterapkan di beberapa negara, termasuk China, yang memanfaatkan mesin insinerator ramah lingkungan. Teknologi ini tidak hanya mampu menekan emisi, tetapi juga menghasilkan energi dari sampah.

“Kemarin dibahas di Financial Times, Pak. Saya baru saja baca. Kapasitas pembakaran sampah di sana sudah melampaui volume sampah yang dihasilkan setiap harinya,” ujar Pandu.

Ia berharap Kemendagri dapat mendorong agar teknologi serupa diterapkan di berbagai daerah, sejalan dengan visi Presiden RI Prabowo Subianto dalam mewujudkan pengelolaan sampah nasional yang modern dan efisien.

Menariknya, di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, upaya serupa telah dimulai lebih dahulu. Pada 15 September 2025, Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, bersama jajaran Forkopimda mengunjungi lokasi pengelolaan sampah di Desa Buntu Buda, Kecamatan Mamasa. Desa ini dikenal sebagai pelopor dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat, berkat komitmen Kepala Desa Armas yang sejak kampanye Pilkades 2024 menjadikan isu kebersihan dan lingkungan sebagai program prioritas.

Dalam kunjungan tersebut, terungkap bahwa Desa Buntu Buda telah membangun mesin pembakar sampah yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dengan anggaran lebih dari Rp200 juta. Mesin ini mampu membakar sampah hingga delapan truk motor dalam satu kali proses. Abu hasil pembakarannya kemudian dimanfaatkan untuk membuat paving block, yang digunakan dalam pembangunan infrastruktur desa seperti penataan halaman dan jalan setapak.

Bupati Welem memberikan apresiasi tinggi atas inovasi yang dilakukan oleh Desa Buntu Buda. Ia bahkan menginstruksikan seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mereplikasi model teknologi tepat guna tersebut di tahun 2026.

Selain upaya desa, Pemerintah Kabupaten Mamasa juga tengah menanti bantuan mesin pengolah sampah dari pemerintah pusat yang akan ditempatkan di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Kabupaten Mamasa. Bupati telah menyampaikan komitmennya untuk terus mengedukasi masyarakat seputar teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Melalui berbagai inisiatif ini, Pemerintah Kabupaten Mamasa mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama mendukung program pengelolaan sampah demi tercapainya lingkungan bersih dan lestari. Isu ini tidak hanya menjadi kepentingan lokal, tetapi juga bagian dari agenda nasional menuju Indonesia Emas 2045. (Her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *