Museum Demmatande Mamasa terus Berbenah, Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya

Mamasa,penasulbar.com – Museum Demmatande, yang berdiri sejak 9 September 2019 di pusat Kota Mamasa, merupakan satu-satunya museum di Kabupaten Mamasa, Sulbar. Sejak awal berdiri, museum ini menjadi wadah pelestarian budaya dan sejarah lokal melalui koleksi benda-benda tradisional yang menggambarkan kehidupan masa lampau masyarakat Mamasa.

Beragam koleksi budaya ditampilkan di museum ini, mulai dari benda-benda yang sudah tidak lagi digunakan, hingga yang masih memiliki nilai guna dalam kehidupan masyarakat saat ini. Salah satu daya tarik utama adalah alat musik tradisional bambu, seperti seruling dan pompang, yang dikenal dengan suara khasnya.

Pengunjung juga dapat menyaksikan alat tenun tradisional yang digunakan untuk mengolah benang kapas hingga menjadi kain bermotif khas. Kain-kain ini dahulu digunakan masyarakat Mamasa sebagai simbol budaya dan status sosial. Meski tergolong alat kuno, beberapa di antaranya masih digunakan hingga kini dalam aktivitas budaya masyarakat.

Selain itu, berbagai benda peninggalan zaman megalitik turut menghiasi ruangan museum. Koleksi ini membawa pengunjung seolah menjelajahi jejak kehidupan masa lalu yang sarat dengan nilai sejarah, budaya, dan peradaban lokal yang penuh makna.

Kepala Pengelola Museum Demmatande, Anna Sari, S.S., M.Hum., menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan pembenahan dan pengembangan isi museum. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Mamasa untuk turut berpartisipasi dalam melestarikan budaya dengan menyumbangkan atau menitipkan benda-benda bersejarah yang dimiliki.

“Kami mengimbau masyarakat yang memiliki benda-benda budaya atau koleksi peninggalan masa lalu agar dapat menitipkannya ke museum. Kami akan menjaganya dengan baik, dan koleksi itu bisa menjadi sumber referensi yang sangat berharga untuk pengembangan ilmu pengetahuan, sejarah, dan budaya Mamasa,” ujar Anna Sari.

Kunjungan jurnalistik tim WartaKominfosandiMamasa ke Museum Demmatande memberikan kesan mendalam akan pentingnya pelestarian budaya lokal. Sudah sepatutnya kita menghargai karya dan warisan leluhur yang menjadi fondasi peradaban kita hari ini, agar bisa terus dikembangkan menjadi budaya modern yang memberi nilai dan harapan bagi generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *