Sekda Mamasa, H. Muh. Syukur. Foto : duk. Pena.
Mamasa,penasulbar.co.id- Sulawesi Barat merupakan provinsi dengan prevalensi balita stunting tertinggi kedua di Indonesia pada 2022. Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 35% pada tahun lalu.
Berdasarkan wilayahnya, terdapat 3 kabupaten di atas rata-rata prevalensi balita stunting Sulawesi Barat dan jauh dibawah ambang batas yang ditetapkan organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%.
Kabupaten Majene merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Sulawesi Barat pada 2022, yakni mencapai 40,6% atau dua kali lebih tinggi dari standar WHO. Angka ini tercatat naik 4,9 poin dari 2021 sebesar 35,7%.
Kabupaten Polewali Mandar menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di Sulawesi Barat sebesar 39,3%. Posisinya diikuti oleh Kabupaten Mamasa dengan prevalensi balita stunting 38,6%.
Tingginya prevalensi stunting di Sulbar menjadi perhatian pemerintah pusat. Bahkan, Wakil Presiden RI. KH Ma’ruf Amin turun langsung ke Sulbar untuk memastikan penanganan Stunting berjalan baik.
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamasa telah melakukan intepensi melalui berbagai program disejumkah OPD.
Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mamasa, H. Muh. Syukur mengungkapkan, pihaknya telah membentuk tim penanganan stunting Kabupaten Mamasa dengan kolaborasi beberapa OPD.
“Kita sangat serius dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Mamasa. Kita sudah bentuk tim penanganan stunting dengan melibatkan sejumlah OPD dan tim tersebut akan membangun komunikasi dengan tim penanganan stunting Provinsi,” ungkap Muh. Syukur saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (23/5/2023).
Ia menjelaskan, diperlukan kolaborasi yang baik antar semua OPD dalam menekan tingginya prevalensi angka stunting di Kabupaten Mamasa.
“Diperlukan sinegitas yang baik antar semua OPD dalam menangani stunting, ” pungkasnya.
Ia juga menghimbau kepada semua pemerintah desa agar ikut bersama-sama mendukung program percepatan penanganan stunting di Kabupaten Mamasa.
“Pemerintah Desa juga memiliki peran penting dalam penanganan stunting. Untuk itu saya berharap kepada semua pemerintah desa agar lebih fokus dalam menekan tingginya angka stunting di desanya masing-masing,” tutup Muh. Syukur.
(Ns-01)