Prospek Pengembangan Agrowisata Nanas di Kampung Sumua’

Petani Nanas Sumua’, Irmon sedang memperlihatkan nanas yang baru saja di panen di kebunnya. Foto : Kominfo Kabupaten Mamasa. 

MAMASA – Kampung Sumua’ yang tepat berada di pinggir jalan poros Mamuju-Mamasa sangat potensial dalam pengembangan berbagai usaha pertanian yang langsung dapat dipasarkan ke pengguna jalan yang sempat mampir beristirahat di sisi pegunungan Quarles yang menjadi daerah pinggiriran kawasan Taman Nasional Gandang Dewata (TNGD).

Salah satu usaha yang menjadi berkah saat musim pandemi covid-19 2020, ketika work from home (WFH) memaksa masyarakat bayak beraktifitas di lingkungan sekirar rumahnya masing-masing adalah aktifitas bercocok tanan nanas bagi warga kampung Sumua Desa Buntumalangka’, kecamatan Bumal, Kabupaten Mamasa, prov. Sulbar.

Kini setelah pandemi mulai berlalu warga Dusun Sumua yang persis berada di puncak perbatasan desa Taora, Desa Buntumalangka, dan desa Malatiro Tabulahan mulai menikmati hasil yang dicapai selama masa WFH-nya’. Menurut salah seorang penggagas pengembangan tanaman hortikultura nanas, Imron (35) bahwa awalnya masyarakat dihadapkan pada dua pilihan tanaman yang dikembangkan yaitu tanaman nilam dan nanas. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan Irmon dan kelompok kerjanya memilih tanaman nanas untuk dikembangkan. “Kami memilih nanas karena selain pemeliharaan yang tidak rumit juga dapat dikonsumsi langsung dan dipasarkan, dibanding tanaman nilam yang setelah panen harus melalui proses yang cukup rumit, dari pemasakan yang mebutuhkan kayu bakar yang banyak, penyulingan sampai proses pemasaran.” Jelas Imron. Dia menambahkan bahwa panen nanas tidak terbatas waktunya alias tidak bermusim, jadi orang bisa menikmati buah segar nanas setiap saat.

Ketika Kru Warta Kominfosandi Mamasa berkunjung ke pekebunan nanas Sumua’ yang luasnya mencapai puluhan hektar, nampak hamparan kebun nanas yang memenuhi lereng-lereng gunung yang berselimut embun di pagi hari menambah keindahan pemandangan kampung Sumua’.

Dalam rentan panen nanas seorang petani nanas bisa memperoleh keuntungan penjualan satu sampai dua juta Rupiah per satu kali panen. Hal ini telah dirasakan oleh petani di kampung Sumua’ dan dari hasil bercocok tanan nanas mereka berhasil memperoleh keuntungan tambahan sebagai penghasilan sampingan dari bercocok tanan padi sawah, kebun kakao dan kopi.

“Kami sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak kami, disamping memenuhi kebutuhan tabahan dalam rumah tangga dari hasil penjualan nenas yang banyak dipasarkan di sepanjang jalan poros yang melalui dusun Sumua”. Demikian ditambahkan Modi salah seorang tokoh Masyarakat Sumua’.

Modi menambahkan bahwa di masa mendatang kami bercita-cita menjadikan kampung Sumua’ mejadi Kampung Agrowisata Nanas, dimana orang bisa berkunjung ke pegunungan Sumua’ menikmati pemandangan hamparan gunung yang berselimut kabut sambil menikmati manisnya buah nanas yang disediakan di gazebo-gazebo.

Harapan masyarakat dengan pengembangan tanaman nanas di kampung Sumua’ adalah adanya perhatian dari dinas terkait untuk pengembangan Sumua’ menjadi daerah Agrowisata yang tentunya akan mendatangkan devisa bagi Dusun Sumua’ khususnya dan Kabupaten Mamasa.

Ini sekilas rangkuman perjalanan jurnalistik Kru Warta Kominfosandi Mamasa di kecamatan Buntumalangka yang banyak memberikan inspirasi untuk mau berkembang dan mandiri dalam usaha perkebunan nenas.

Tidak salah jika pembaca mau menikmati manisnya nenas di kampung agrowisata nenas Sumua’ silakan berkunjung ke sana setiap saat karena panen nenas tidak bermusim. Anda dapat menikmatinya di warung-warung pinggir jalan atau meminta pemiliknya untuk langsung memetik sendiri ke kebunnya.

Laporan perjalanan Jurnalistik : Yuda Afrianto
Editor: Hartanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *