Penulis : Hartanto
MAMASA – Menelusuri jalan masuk, belum beraspal sejauh 3 kilometer dari Jalan Poros Nasional Sulawesi Barat untuk mencapai Kampung Salutambun yang terletak di Kecamatan Buntumalangka’, Kabupaten Mamasa. Sebuah wilayah yang sudah berswasembada beras cukup menghidupi warganya.
Secerca harapan karena akses jalan sementara dikerjakan dan baru-baru ini PT. Telkomsel Indonesia telah membangun sebuah menara telekomunikasi di wilayah yang berpenduduk lebih dari 1500 jiwa ini pada pertengahan 2022 lalu. Itu berarti masyarakat yang berada di pinggiran kawasan Taman Nasional Gandang Dewata ini sudah menikmati infomasi yang tidak tak terbatas dengan layanan seluler dan internetnya.
Hal lain yang menarik untuk disimak di wilayah tiga desa ini (Salutambun Barat, Salutambun dan Salutambun Timur) adalah semangat warganya membudidayakan ikan air tawar. Ada dua jenis ikan yang dikembangkan di wilayah ini, yakni ikan mas dan ikan nila. Pengelolaannya dilaksanakan oleh kelompok-kelompok pemeliharan yang disebut dengan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan). Kelompok-kelompok ini dibina langsung oleh para penyuluh perikanan dari Dinas Perikanan Pemerintah Kabupaten Mamasa.
Dari penuturan salah seorang PPL Perikanan Eftanis Meilani, dikatakan bahwa dalam tahun 2021 lalu dan memasuki awal 2022 para Pokdakan di wilayah tersebut telah melakukan panen ikan 5 bulan sekali dan dilakukan secara bergantian, sehingga dapat memenuhi konsumsi masyarakat.
Ke depan pihaknya akan terus merangsang masyarakat wilayah ini untuk terus mengembangkan usaha perikanan dan mengajak masyarakat untuk membentuk Pokdakan-pokdakan baru sehingga meraka dapat berswasembada ikan.
Menariknya sebagaimana disinggung di awal bahwa wilayah ini telah mengalami surplus produksi beras ditambah lagi dengan usaha perikanan air tawar yang telah mulai diminati oleh masyarakat beberapa tahun lalu dan jika masyarakat terus mengembangkan usaha budidaya ikan ini dipastikan mereka dapat memenuhi gizi masyarakat di bidang konsumsi ikan air tawar di luar wilayah mereka.
Di masa pandemi Covid 19 yang melanda masyarakat dunia dalam dua tahun terakhir telah meluluhlantakkan kehidupan masyarakat termasuk kehidupan ekonomi, tetapi di wilayah ini malah tidak merasakan secara signifikan penurunan kualitas hidup mereka di bidang ekonomi.
Ketahanan pangan telah terbentuk di tengah masyarakatnya sejak awal sebelum pandemi corona menyerang. Mereka telah membentuk model kampung pertanian, lengkap dengan kebutuhan ikan yang telah tersedia setiap saat.
Sejalan dengan itu, saat negara kita didaulat untuk menjadi tuan rumah Presidensi G20 yang mengusung tema, “Recover Together, Recover Stronger” maka model Kampung Ikan yang dikembangkan di wilayah Salutambun menjadi salah satu contoh model kebangkitan ekonomi masyarakat menuju suatu tatanan masyarakat dunia yang aman dan sejahtera seperti yang dicita-citakan dalam amanat pembukan UUD 1945.
Kebangkitan bersama dan bagaimana kuat bersama di bawah tekanan pandemi covid-19 yang masih terasa sampai saat ini ditambah lagi perang Rusia vs Ukranina yang belum mendapat titik temu penyelesaiannya berimbas pada mulai meningkatnya harga barang-barang kebutuhan pokok, memungkinkan kita untuk belajar ke Kampung Ikan Salutambun, dimana kebangkitan dan keberhasilan meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak ditentukan oleh status sosial dan status wilayah tetapi lebih kepada bagaimana mengembangkan pola hidup untuk mau bekerja keras, belajar keras dan selalu bersyukur dalam doa kepada Sang Pencipta Kehidupan. Mereka punya prinsip bahwa ketergantungan pada bantuan pemerintah, seperti dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan semacamnya akan membuat mereka malas untuk bekerja.
Kesadaran ini membuat masyarakat terus tekun dalam bekerja untuk meningkatkan taraf perekonomiannya.
Amanat G20 yang baru-baru ini dihelat di Bali, untuk bangkit bersama seyogyanya memberikan harapan baru bagi masyarakat Indonesia dan dunia yang sudah bosan dengan PPKM dan lockdown untuk secara bersama-sama kembali bekerja secara normal. Kembali ke bidang tugas masing-masing, kembali menggeluti usaha-usaha dalam berbagai sektor kehidupan untuk membangkitkan gairah perekonomian masyarakat. Namun satu hal yang mesti terus dipastikan adalah prasyarat keselamatan jiwa terus diperhatikan dengan tetap menerapkan rambu-rambu protokol kesehatan.
Harapan lain dari perhelatan G20 di negara kita akan memerlihatkan kepada dunia, khususnya negara-negara yang tergabung dalam G20 bahwa Indonesia memiliki modal domestik dalam berbagai sektor usaha, khususnya usaha kecil menengah yang dapat dikembangkan oleh para investor luar negeri yang berujung pada harapan percepatan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
Optimisme untuk bangkit dari keterpurukan global sudah pasti bisa dicapai dengan baik, tergantung dari seberapa besar kemauan kita untuk belajar dan terus bekerja keras sembari menyandarkan pengharapan kepada Tuhan Yang Maha esa dalam doa, seperti apa yang sudah dilakukan oleh masyarakat Kampung Ikan Salutambun untuk mencapai kemandirian ekonomi lokal.
(Penulis:Hartanto)






